wuah..ini saya nemu cerita mesum kereen banget , selingan ga apa2 kan buat pembaca yang kebetulan mampir di sini , kira-kira apa, kasus video mesum mahasiswa, foto mesum ..hehe..silahkan di simak ..semoga di ambil hikmahnya.
Hujan sedari pagi mengguyur. Sedianya Yanto akan melanjutkan pekerjaannya membetulkan jaringan kabel listrik di dusunnya. Terlalu beresiko untuk melakukannya di tengah hujan seperti hari ini. Ya Yanto memang diminta oleh warga dusunnya mengurus listrik dusun secara swadaya. Latar belakang pendidikannya yang tamatan STM jurusan elektro-lah yang meyakinkan warga bahwa Yanto berkompeten. Ada pun warga dusunnya menggunakan listrik swadaya disebabkan karena terdapat beberapa sentra industri rumah tangga yang dikelola secara semi modern, sudah banyak menggunakan mesin-mesin bertenaga listrik. Jika hanya mengandalkan listrik PLN yang lebih sering padam, produksi mereka akan terganggu.
Yanto hanya menghabiskan waktunya di pekarangan rumah, mengurusi ikan-ikan hiasnya. Lumayan buat tambahan uang dapur. Bulan lalu panen ikan hias tersebut mendatangkan keuntungan sampai lima juta rupiah. Makin sayanglah Yanto pada usaha ikan hiasnya tersebut. Selang beberapa saat sebuah sepeda motor melintas sedikit kencang di jalan depan rumahnya. Itu si Joni, mahasiswa Timur yang mondok di samping rumahnya. Yanto langsung mengenali suara knalpotnya yang menggelegar, meskipun si Joni sendiri tersembunyi di balik jas hujan yang dia kenakan. Tapi, hei siapa yang dibonceng Joni, seorang perempuan muda. "Ah paling teman wanitanya", batin Yanto. Dia terus menyibukan diri dengan ikan-ikannya.
Diliriknya pintu kamar Joni tertutup rapat. Dari dalamnya terdengar suara mendesah"..hhmmm…..hhhmm…enak banget punya kamu, aku minta lagi ya". "Iya nikmati sepuasnya,diemut dulu..hhmm…hhm..punya kamu juga enak".
Kurang ajar, ini sudah keterlaluan, pikir Yanto. Ini sudah keterlaluan siang-siang seperti ini.Dia telah melanggar aturan kampung. Membawa tamu lawan jenis ke dalam kamar dan mengutup pintu. Pasti mereka sedang melakukan perbuatan yang tidak senonoh. Ini tidak bisa dibiarkan. Bukan kali ini saja Yanto kesal pada Joni. Seringkali tidur malamnya terganggu oleh kegaduhan yang dilakukan Joni dan teman-teman seasalnya. Apalagi jika mereka sedang menenggak minuman keras. "Kebiasaan yang jelek", kata Yanto suatu ketika.
Yanto segera bergegas menuju rumah kepala dusun. Dia lalu menceritakan kelakuan Joni dan teman wanitanya di dalam kamar. Tak berapa lama kemudian hampir semua pria dewasa dusun tesebut telah berkumpul di rumah kepala dusun. Mereka tidak datang dengan tangan kosong. Setidaknya pentungan kayu juga mereka siapkan. Sebelum berangkat menuju kost Joni, kepala dusun memberikan wejangannya. "Saudara-saudara sekalian, hari ini sudah jelas dan merupakan puncak dari si Joni, yang indekost di samping rumahnya Yanto. Mari kita tertibkan dia. Tapi sebelumnya saudara-saudara, saya minta kita menghadapinya dengan kepala dingin. Kekerasan hanyalah jalan terakhir. Jangan membuat gaduh."
Setelah itu berangkatlah mereka beramai-ramai menuju kost Joni. Sesampai di sana, kepala dusun meminta mereka agar tidak bersuara. Maksudnya agar Joni tidak menyadari kedatangan mereka, dan perbuatannya dapat ditangkap basah. Di depan pintu kamar Joni mereka masih mendengar desahan-desahan tertahan. "Mesum..cuiiih…!!"batin sebagian warga dusun. "hhmm…..hhhmmm…..hhmm…..hhm….mmmmccchh…mmcchh…enak banget". "Iya..hhmm..mmcchh..mmcch kok enak ya kalau dikulum…".
"Sekarang!!!!" Kepala dusun memberi perintah. Braaak…pintu kamar didobrak….semua kaget, tidak percaya menyaksikan apa yang terjadi di hadapan mereka. Ada yang mulutnya ternganga, ada yang geleng-geleng kepala.
Joni dan teman wanitanya pun tidak bisa berbuat apa-apa menyaksikan pintu kamarnya didobrak oleh warga dusun. Mulut dan tangan mereka penuh dengan durian. "Durian??!!!". Yanto langsung tertunduk pucat ketika pandangan semua warga tertuju padanya. "Ah cuma makan durian…makanya jangan keburu nafsu, selidiki dulu!!" marah kepala dusun padanya. "Ayo pulang!", semua warga segera beranjak sembari mengejek Yanto. Tinggallah Yanto yang masih berdiri di depan kamar Joni, dia terdiam, Joni pun terdiam penuh dengan durian di mulut dan tangannya.
Di copy-paste dari : http://kemudian.com/node/140061